Total Tayangan Halaman

Selasa, 18 Juli 2017

Jumat, 22 Mei 2015

Di Bawah Langit yang Sama

Penulis: Helga Rif
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 276 hlm
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-811-4
Di Bawah Langit yang Sama
Price:
Sales price: Rp50000
Description
Di kotaku, gadis-gadis berkebaya meriung merangkai bunga.
Menyanyikan kidung. Juga membicarakan cinta, yang ternyata tak semudah yang kita sangka.

Seperti cintaku, yang kini kupertanyakan di tepi pura dekat taman bunga.
Dia dan aku sungguh berbeda meski berada di bawah langit yang sama.
“Kau seperti kupu-kupu,” katanya, “yang sempurna dan cantik warnanya.”
Seharusnya, aku bahagia mendengarnya.
Namun, aku sadar, sayapku tak bisa terbang bebas.

Cinta tumbuh di tempat yang jauh, sementara sayapku terikat di sini.
Di pulau para dewa, yang menyimpan banyak rindu untuk memanggilku kembali.
Yang nyanyian ombak di pantainya mampu mendamaikan risau di hati.

Langit masih memiliki warna yang sama, aku dan dia berada di bawahnya.
Kami mengirimkan cinta dan doa.
Namun, diam-diam juga saling bertanya, apakah doa kami akan sampai ke tempat yang sama?

Jika kau pernah mendengar kisah serupa, kabarkan kisahnya ke Pulau Dewata; apakah bahagia atau sesal yang ada di ujung kisahnya?

—Indira

Sabtu, 04 Oktober 2014

FIRST LOVE

Penulis : Helga Rif
Editor : Dewi Fita
Penerbit : Rak Buku
Published : Juli 2014 (cetakan pertama)

Novel roman yang menyajikan sebuah pengalaman cinta pertama antara Alvira dan Guntur, sepasang kekasih di masa sekolah dan harus terpisah oleh jarak. Lama setelah keduanya memutuskan menyudahi hubungan, takdir tak dapat dihindari mereka kembali dipertemukan. Kali ini dengan situasi yang berbeda, konflik yang lebih dewasa dan menuntut pengorbanan yang lebih besar. Mengapa begitu sulit bagi mereka menganggap bahwa cinta pertama itu hanyalah masa lalu? Dan bukankah seharusnya jatuh cinta itu mudah?

Foto: FIRST LOVE

Penulis : Helga Rif
Editor : Dewi Fita
Penerbit : Rak Buku
Published : Juli 2014 (cetakan pertama)

Novel roman yang menyajikan sebuah pengalaman cinta pertama antara Alvira dan Guntur, sepasang kekasih di masa sekolah dan harus terpisah oleh jarak. Lama setelah keduanya memutuskan menyudahi hubungan, takdir tak dapat dihindari mereka kembali dipertemukan. Kali ini dengan situasi yang berbeda, konflik yang lebih dewasa dan menuntut pengorbanan yang lebih besar. Mengapa begitu sulit bagi mereka menganggap bahwa cinta pertama itu hanyalah masa lalu? Dan mengapa sulit menggap bahwa seharusnya jatuh cinta itu mudah?

Sabtu, 18 Januari 2014


First Love

Jatuh cinta pada pandangan pertama? Apakah memang benar ada di kehidupan nyata? Bukan hanya di dalam sebuah cerita novel atau film? Apakah jatuh cinta pada pandangan pertama itu akan berkembang menjadi sebuah kisah cinta yang mampu berakhir bahagia serta bertahan selamanya? Tidak ada seorang pun yang tahu….

Aku melihatnya saat kali pertama, begitu tertarik pada wajahnya yang imut kekanak-kanakan, putih, tampan dan manis. Tatapan matanya yang teduh, senyumnya yang manis, kulitnya yang putih bersih, rambutnya yang berombak lucu. Komposisi wajahnya begitu pas dengan tubuhnya yang tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu kurus.

Yang membuatku semakin menyukainya adalah sikapnya yang begitu tenang. Sesekali hanya tersenyum, sedikit bicara dan tidak banyak tingkah jika dibandingkan dengan teman-temannya.
Ada perasaan ingin menggodanya. Ingin mencari tahu apakah dia adalah tipe lelaki pemalu atau justru tipe lelaki jaim yang sok cool di lingkungan baru.

Suatu hari, aku memiliki kesempatan untuk menggodanya dengan berdiri di hadapannya yang hanya berjarak tidak lebih dari satu meter.

Dan aku mulai melihat keringat mengalir di wajahnya, denyut nadi di pelipisnya serta ekspresinya yang begitu tegang. Senyum menang mengembang tipis di bibirku. Ternyata dia tipe lelaki pemalu.

Bagaimanakah kisah selanjutnya??

Selasa, 05 Februari 2013

Akhirnya!! Naskah yang terbengkalai selama hampir tujuh tahun terwujud sudah.

Novel MELEPASKANMU benar-benar aku lepas di pasaran dengan perasaan yang melegahkan. Memang banyak perubahan yang terjadi dalam cerita itu, tetapi inti cerita yang ingin aku angkat, tetap tidak berubah. Hidup di dunia hiburan, membuat aku banyak melihat hal yang menakjubkan termasuk kisah cinta dua manusia yang sejenis. Mereka adalah sosok jenius di balik ketidaknormal-an mereka.
Novel ini aku persembahkan untuk semua pelaku dunia hiburan, untuk yang merasa memiliki jalan yang sama dengan tokoh yang ada di dalamnya.

Dan novel ini pun aku persembahkan untuk sahabatku yang mengalami nasib yang setali dua tali dengan yang ada di tokoh. Aku membuat cerita ini bukan memikirkan dia, tetapi entah mengapa setelah novel ini dipasaran, dia mengalami hal ini. Semangat Sayang...kita wanita tegar yang mampu mengendalikan dunia!!







MELEPASKANMU : Cerita Cinta Yang Lain
Terbitan : Rak Buku

Kita pernah saling mencintai, dulu.
Apakah salah jika aku memilih untuk pergi darimu.
Bukankah kau yang lebih dulu berpaling padanya.
Lalu, apa yang tersisa untukku.
Mungkin kisah kita memang bukan akhir cerita cinta bahagia.
Mungkin jalan kita memang harus berakhir di sini.
Mungkin pada akhirnya, kau harus merelakanku seperti aku belajar merelakanmu.
Bukankah cinta memang seharusnya seperti itu?

Selasa, 10 Juli 2012

Kepingan Cinta lalu

Price: Rp 38.000
Ask a question about this product

Penulis: Helga Rif
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 328 hlm
Penerbit: Bukuné
ISBN: 602-220-058-X
Harga: Rp38.000,-

Aku telah melangkah melewati beribu-ribu jarak, beribu-ribu hari, membawa ruang kosong di hatiku. Cinta telah kutitipkan pada masa lalu, tetapi aku masih menyimpan sehela harapan masa depan bersamamu. Aku masih ingat hangat jemarimu di pipiku, membawakan getar hidup yang hilang bersama langkahmu yang menjauh.

Lalu, hari ini, kau tiba-tiba berdiri di hadapanku, menatapku lekat, seolah membiarkanku membaca gurat-gurat kisah yang selalu kau sembunyikan. Aku hanyut dalam diam; seketika mengulang kembali sebuah kisah cinta dalam benakku. Kau, aku masih sangat mengenalimu meski beribu-ribu masa telah menyamarkan wajahmu—juga mengenali cinta, dan luka dalam langkah kita dulu….

Kali ini, apakah hanya cinta yang kau bawakan untukku? Dan, apakah kau berharap aku menyambutmu dalam peluk hangat dan isak penuh kerinduan? Tapi, aku takut cinta seperti pelangi—yang indah terlihat, tetapi ternyata hanyalah ilusi.

Dan, aku khawatir ketika mendapatimu hanya terdiam. Apakah kau pun mulai ragu dengan cinta, cinta yang kau bawakan kemarin untukku?